Selasa, 20 Mei 2008

kurikulum sosiologi

Kurikulum Sosiologi

· Memberi pengetahuan dan latihan asas tentang cara-cara menganalisis pola-pola tingkahlaku dan perubahan sosial melalui teori-teori dan kaedah Antropologi dan Sosiologi dengan tumpuan kepada masalah-masalah negara Dunia Ketiga amnya dan Malaysia khususnya.

· Meningkat keupayaan pelajar dalam pengalaman dan penyelidikan menerusi kaedah-kaedah dan teknik-teknik seperti penyelidikan tinjauan, kerja luar, pengamatan peserta dan penggunaan statistik.

· Memberi sumbangan kepada rancangan-rancangan pengajian lain di Universiti menerusi kursus-kursus asas, kursus-kursus perkhidmatan, kursus-kursus bidang kecil, agar perspektif Antropologi dan Sosiologi menjadi sebahagian daripada budaya intelektual masyarakat Malaysia.

· Menghasilkan pelajar-pelajar yang analitik, kritis, mahir dalam penyelidikan, peka kepada pembangunan dan perubahan masyarakat.

Masyarakat dewasa ini senantiasa berubah dan terus menerus akan berubah. Masyarakat kita sekarang jauh berlainan daripada masyarakat nenek moyang kita dan berlainan pula dengan masyarakat yang dihadapi oleh anak cucu kita besok. Segala perubahan itu sedikit banyak mempengaruhi cara hidup dan cara berpikir manusia. Pada prinsipnya masyarakat selalu dinamai dan senantiasa akan berubah.

Berdasarkan kenyataan ini, dapatlah dipertahankan kurikulum yang statis dan kolot? Dapatkah rencana pelajaran yang bercorak kolonial dipertahankan dalam negara yang telah merdeka? Kurikulum harus disesuaikan dengan gerak-gerak dan perubahan masyarakat. Isi kurikulum harus senantiasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Bentuk kurikulum harus fleksibel, yakni dapat terbuka terbuka kesempatan untuk memberikan bahan pelajaran yang penting yang perlu bagi murid-murid pada saat dan tempat tertentu. Hanya dengan jalan demikian sekolah dapat memberikan pendidikan yang fungsional , sehinnga anak-anak benar-benar dipersiapkan untuk menghadapi masalah-masalah di dalam masyarakat tempat dia hidup.

alam pelajaran sosiologi, selain guru mengenalkan tentang lmu hubungan antar manusia sesuai dengan konsep modern (Barat), hendaknya guru juga berusaha mencari beberapa konsep tradisional yang kiranya sepadan atau lebih baik dari konsep tersebut. Misalkan dalam konsep sruktur sosial, konsep Barat modern mengatakan terdiri atas keluarga, lingkungan, negara, dan dunia. Maka guru hendaknya juga memberikan bandingan dengan juga mengajarkan pengelompokan tradisional, yang terdiri atas keluarga, dadia, desa adat, wangsa (keluarga besar/paiketan), negara. Dengan pengetahuan tentang sistem ini, siswa nantinya diharapkan dapat menjadi orang yang lebih bijaksana, dalam menyikapi perbedaan dan persamaan antar sesama teman orang Bali.

Selain itu konsep tentang hubungan kesetiaan antarmasyarakat terhadap puri (pemerintahan) juga sebuah konsep yang penting untuk dikenalkan kepada siswa dalam pelajaran sosiologi. Namun tentunya dengan beberapa penyesuaian saat ini, seperti pergeseran dari kesetiaan pada raja menjadi kepada UU, kesiapan mati demi keyakinan (adat) menjadi kesediaan berjuang demi keyakinan, harga diri, dan Pancasila. Selain untuk menanamkan kecintaan kepada Bali, pengenalan sejak dini pada konsep ini, akan membantu siswa menjadi lebih berpikir terbuka dan menghindari lahirnya golongan fundamentalis. Yang mana sebagian fundamentalis (baik suku maupun agama) lahir dari pemahaman yang salah tentang kebijakan lokalnya.

Tidak ada komentar: