Selasa, 20 Mei 2008

BANI UMMAYAH

II. PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

A. PERADABAN ISLAM MASA UMAWIYAH TIMUR

Daulah Umayyah berasal dari nama “Umayyah ibn ‘Abbdi Syam ibn Abdi Manaf,, salah seorang pemimpin suku Quraisy pada zaman Jahiliyah. Bani Umayyah baru masuk Islam setelah Nabi Muhammad Saw. menaklukkan Mekah (Fathu Makkah).
Daulah Umawiyah ibukota pemerintahannya di Damaskus berlangsung selama 91 tahuan dan diperintah oleh 14 khalifah. Mereka adalah : Mu’wiyah (41 H./661), Yazid I (60/680), Mu’awiyah II (64/683), Marwan I (64/683) Abdul Malik (65/685), Walid I (86/705), Sulaiman (96/715) Umar II (99/717), Yazid II (101/720), Hisyam (105/724), Walid II (125/743), Yazid III (126/744), Ibarahim (126/744), dan Marwan II (127-132/744-750).

Periode Bani Umayyah dapat dibagi menjadi tiga masa: Permulaan, ditandai dengan usaha2 Mu’awiyah meletakkan dasar2 pemerintahan dan orientsi kekuasaan; pembunuhan terhadap Husain ibn Ali, perampasan kota Madinah, penyerbuan kota Makkah pada masa Yazid I, dan perselisihan antar suku2 Arab pada masa Mu’awiyah II.
Kedua, kejayaan Bani Umayyah dimulai pada masa pemerintahan Abdul Malik. Dia dianggap pendiri Daulah Bani Umayyah kedua, karena mampu mencegah disintegrasi yang telah terjadi sejak masa Marwan. Sebagai seorang ahli tata negara dan administrator ulung, Abdul Malik berhasil menyempurnakan administrasi pemerintahan Bani Umayyah. Masa penggantinya, Walid I, merupakan periode kemenangan, kemakmuran dan kejayaan. Negara Islam meluas ke daerah Barat dan Timur, beban hidup masyarkat mulai ringan, pembangunan kota dan pendirian gedung2 umum seperti masjid dan perkantoran mendapat perhatian yang cukup serius.
Kejayaan Bani Umayyah berakhir pada masa pemerintahan Umar ibn Abdul Aziz (Umar II) yang dinilai seperti pemerintahan Abu Bakar dan Umar. Sepeninggal Umar II pemerintahan melemah dan akhirnya hancur. Para khalifah pengganti Umar II selalu mengorbankan kepentingan umum untuk kesenangan pribadi. Perselisihan antara para putra mahkota, serta perselisihan antara para pemimpin daerah (gubernur) merupakan sebab-sebab lain yang membawa lehancuran kekuasaan Bani Umayyah.

Sistem pemerintahan Mu’awiyah mengakhiri bentuk demokrasi menjadi monarchi heridetis (kerajaan turun temurun). Sikap Mu’awiyah seperti ini dipengaruhi oleh keadaan Syria selama ia menjadi gubernur di sana. Dia memang bermaksud mencontoh monarchi heredetis di Persia dan Byzantium.

PERKEMBANGAN PERADABAN DI MASA DAULAH UMAWIYYAH

Arsitektur, pada zaman Umawiyyah arsitektur bertumpu pada bangunan sipil berupa kota2, dan bangunan agama berupa masjid2 dengan perpaduan gaya Persia, Romawi dan Arab dengan dijiwai semangat Islam. Organisasi militer, terdiri dari Angkatan Darat (al-jund), dan Angkatan Laut (al-Bahriyyah) dan Angkatan Kepolisian (al-Syurthah), Undang2 Wajib Militer (Nidham al-Tajdid). Aktivitas bala tentara diperlengkapi dengan kuda, baju besi, pedang dan panah, sedangkan Angkatan Laut dilengkapi dengan kapal perang untuk menangkis musuh.

Perdagangan, lalu lintas darat melalui jalan Sutera Tiongkok guna memperlancar perdagangan sutera, keramik, obat2an dan wewangian. Adapun lalu lintas laut kearah negeri-negeri belahan timur untuk mencari rempah-rempah, bumbu, anbar, kasturi, permata, logam mulia, gading dan bulu2an.

Kerajinan, pembuatan tiraz (semacam bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian Khalifah dan para pembesar pemerintahan, pada masa Umar II format tiraz diganti dengan rumus Islam “La Ilaha illa Allah”. Abdul Malik mendirikan pabrik2 yang diawasi oleh “Sahib al-Tiraz” yang bertujuan mengawasi tukang emas dan penjahit, menyelidiki hasil karya dan membayar gaji mereka.

Reformasi fiscal, semua pemilik tanah baik muslim maupun non muslim, diwajibkan membayar pajak tanah.

MASA DAULAH UMAWIYYAH II

A. Ihwal Pemerintahan

Abu al-Abbas bekerjasama dengan kaum Syi’ah. Pada 750 M pertempuran terakhir antara pasukan Abbasiyah yang dipimpin oleh Abu Muslim al-Khurasani dan pasukan Mu’awiyah terjadi di Irak. Tidak lama kemudia Damaskus jatuh ke tangan kekuasaan Bani Abbas.

Abd al-Rahman ibn Mu’awiyah menginjakkan kakinya di Andalusia setelah lolos dari upaya pembunuhan atas dirinya ketika terjadi revolusi Abbasiyah 132/750. Ia dijuluki al-Dakhil, karena merupakan pangeran Bani Umayyah pertama yang memasuki wilayah itu. Ia menyingkirkan Yusuf ibn Abd al-Rahman al-Fihri, Gub. Andalusia yang tunduk di bawah kekuasaan Abbasiyah 138/756. Pada 757 ia menghapuskan nama Khalifah Abbasiyah dari khotbah2 Jumat, serta memproklamirkan wilayah itu lepas dari kekuasaan Abbasiyah.

Al-Dakhil yang bergelar Amir meletakkan sendi dasar yang kokoh bagi tegaknya Daulah Bani Umayah II di Andalusia. Selama 32 th. Masa kekuasaannya ia mampu mengatasi berbagai ancaman dari dalam negeri maupun luar, sehingga dijuluki Rajawali Quraisy.

Gelar Amir tetap dipertahankan sampai amir kedelapan Abd. Rahman III (300-350/912-961). Proklamasi Fathimiyah di Ifriqiyah pad 297/909, di samping gengsi Daulah Abbasiyah yang sudah sangat merosot sepeninggal al-Mutawakkil (232-247/847-861) mendorong Abd Rahman untuk memproklamasikan diri sebagai khalifah dan amir al-mukminin. Ia un menambah gelar al-Nashir di belakangnya mengikuti tradisi dua khalifah lainnya.

Pada masa al-Nashir inilah Bani Umayah II mencapai puncak kejayaan hingga Hakam II al-Mustanshir (350-366/961-976). Ketika al-Mustanshir wafat Putera Mahkota Hisyam II yang baru berusai 10 th. dinobatkan menjadi khalifah dengan gelar al-Mu’ayyad. Muhammad ibn Abi Amir al-Qahthani , Hakim Agung pada masa akhir kekuasaan al-Mustanshir, mengambil alih seluruh kekuasaan dan menempatkan khalifah di bawah pengaruhnya. Ia memaklumkan diri sebagai al-Malik al-Manshur Billah (366-393/976-1003) dikenal sebagai Hajib al-Mansur.
Untuk memperkuat kedudukannya, al-Manshur menyingkirkan pangeran2 Bani Umayyah dan pemuka2 suku yang berpengaruh. Ia membentuk polisi rahasia dari orang2 Barbar, sedangkan tentara khalifah dari orang2 Slavia dibubarkan diganti orang2 Barbar, dan orang Nasrani dari Leon, Castilla dan Navarre.

Perkembangan Kota dan Seni Bangun dan Peradaban lainnya

Penduduk Andalusia, baik Muslim maupun non Muslim memperoleh kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam pembangunan Negara. Bani Umayyah II mampu menempatkan Cordova sejajar dengan Konstantinopel dan Baghdad sebagai pusat peradaban dunia. Di masa al-Dakhil ia menggali danau yang airnya didatangkan dari pegunungan. Air ini dialirkan melalui pipa ke istana, rumah2 penduduk, juga dialirkan melalui parit2 ke kolam2 dan lahan2 pertanian. Mendirikian Masjid Cordova yang megah, bermacam-macam istana juga dibangun, membangun kota2 besar yang dikelilingi tembok-tembok kokoh

Perkembangan sastra Arab berkembang pesat dan menjadi bahasa resmi Negara pada abad ke IX di Andalusia.. Sastrawan terkemuka Andalusia adalah Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, lahir di Cordova 246/860, Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid 382/992 dan lain-lain.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang berkembanga di antaranya: Ilmu Fikih, dengan tokohnya Ibn Hazmin, dia juga menyusun ilmu sejarah, teologi, Hadits, puisi dan lain2. Ilmu Qira’at, Filsafat, Astronomi, Kedokteran, Fisika, Matematika. Fikih yang cukup terkenal di Andalusi bermazhhab Maliki.

PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM MASA DAULAH ABBASIYAH

Kemajuan Peradaban Abbasiyah disebabkan oleh stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi. Daerah ini bertumpu pada pertanian dengan sistem irigasi dan kanal di Sungai Eufrat dan Tigris yang mengalir sampai teluk Persia.
Perdagangan juga menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Baghdad yang menjadi kota transit perdagangan antara wilayah Tinur seperti: Persia, India, Cina, dan Nusantara; sedangkan wilayah Barat seperti: Negara-negara Eropa dan Afrika Utara. Wilayah imperium ini membentang sepanjang 6.500 km dari sungai Indus di India, di sebelah Timur sampai ke perbatasan Barat Tunisia, Afrika Utara di sebelah Barat dan seluas 3000 km dari Aden, Yaman Selatan sampai pegunungan Armenia, Kaukasia di Utara.

Revolusi Abbasiyah

Revolusi Abbassiyah banyak mendapat dukungan dari kaum Syi'ah, Khawarij, Qdariyah, Mawali (non Arab) dan Suku Arab bagian Utara. Dukungan diberikan karena beberapa faktor: banyak kelompok umat yang sudah tidak mendukung kekuasaan imperium Bani Umayyah yang korup, sekuler dan memihak sebagian kelompok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar